hak cipta: mazardha.developers.com. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sebab terjadinya Musibah..



DIANTARA PERKARA YANG MENJADI SEBAB TERJADINYA MUSIBAH ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. Syirik dan mendustakan (ajaran) para rasul
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata dalam nasihat beliau seputar masalah gempa bumi, “Abu Syaikh al-Ashbahani telah meriwayatkan dari Mujahid t tentang tafsir ayat:
Katakanlah, ‘Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu.’ (al-An’am: 65)
Ia berkata, ‘Yaitu suara keras yang mengguntur, batu, dan angin.’
‘Atau dari bawah kaki kalian.’
Ia berkata, ‘Yaitu gempa bumi, dibenamkan ke dalam bumi (beserta segala sesuatu yang ada di atasnya)’.”
Tidak diragukan bahwa gempa bumi yang terjadi pada hari-hari ini di berbagai tempat termasuk bagian dari tanda-tanda (kekuasaan Allah subhanahu wata’ala, ). Dengannya, Allah subhanahu wata’ala, ingin menakut-nakuti para hamba-Nya. Segala yang terjadi di alam ini—baik gempa bumi maupun yang lain—yang membahayakan dan merugikan manusia serta menyebabkan timbulnya berbagai macam bahaya, kesusahan, kerugian, hal yang menyakitkan, semua itu terjadi karena kesyirikan dan kemaksiatan.”
Adapun para rasul, Allah subhanahu wata’ala, menguatkan kedudukan mereka melalui ayat-ayat yang hissi (indrawi) maupun maknawi (abstrak) dengan berbagai argumen yang mematahkan hujjah lawan, hujjah yang tak terbantahkan, baik yang tersebar di alam luas maupun yang terdapat di dalam jiwa manusia. Allah subhanahu wata’ala, berfirman:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (Fushshilat: 53)
Allah subhanahu wata’ala, menjanjikan kenikmatan yang tetap kepada orang-orang yang beriman kepada para rasul. Di sisi lain, Dia mengancam orang-orang yang menyelisihi (mereka) dengan azab dan siksaan di dunia dan akhirat.
Di antara ayat yang memberitakan tentang peristiwa yang menimpa umat yang terdahulu adalah:
“Maka mereka mendustakan Nabi Nuh. Kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal (bahtera) dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (al-A’raf: 64)

2. Dosa dan kemaksiatan
Allah subhanahu wata’ala, berfirman:
“Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya. Di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. Di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. Di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (al-‘Ankabut: 40)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Di antara perkara yang dimaklumi bersama tentang sebagian tanda (kekuasan) Allah subhanahu wata’ala, yang Dia tampakkan kepada kita di segala tempat, pada diri kita, dan apa yang dinyatakan oleh Allah subhanahu wata’ala, dalam Al-Qur’an adalah bahwa dosa dan kemaksiatan merupakan penyebab terjadinya musibah.”
Ka’b berkata, “Gempa di bumi hanya terjadi apabila dilakukan kemaksiatan di sana.”
3. Menyuburkan riba, memusnahkan sedekah (zakat)
Dalam hadits disebutkan:
مَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِلاَّ ابْتَلَاهُمُ اللهُ بِالسِّنِينَ
“Tidaklah suatu kaum menahan zakat, melainkan Allah subhanahu wata’ala, menurunkan bencana musim paceklik.” (HR. ath-Thabarani dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya)
وَلَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِلَّا حَبَسَ اللهُ عَنْهُمُ الْقَطْرَ
“Dan tidaklah suatu kaum menahan zakat, melainkan Allah subhanahu wata’ala, menahan dari mereka turunnya hujan.” (HR. al-Hakim, Ibnu Majah, dan al-Baihaqi, dari sahabat Ibnu Umar radiallahu anhu)
Utsman bin Affan z berkata, ”Tidaklah satu kaum menghalalkan riba melainkan Allah subhanahu wata’ala, menimpakan kefakiran dan kebutuhan kepada mereka.”
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ”Perhatikanlah hikmah Allah subhanahu wata’ala, ketika menahan turunnya hujan kepada para hamba-Nya dan menimpakan kekeringan kepada mereka ketika mereka tidak mengeluarkan zakat serta menghalangi orang-orang miskin dari haknya. Bagaimana bisa mereka memandang boleh menahan hak orang-orang miskin yang ada pada mereka berupa makanan, dengan risiko Allah subhanahu wata’ala, menahan materi yang menjadi sebab keluarnya makanan dan rezeki, Allah subhanahu wata’ala, menghalanginya dari mereka. Seakan-akan, Allah subhanahu wata’ala, berfirman kepada mereka, ‘Kalian telah menahan hak orang-orang miskin maka hujan pun ditahan dari kalian. Lalu mengapa kalian tidak meminta turunnya hujan dengan mengeluarkan milik Allah subhanahu wata’ala, yang ada pada kalian?’.”
4. Ketika umat tidak beramar ma’ruf nahi mungkar
Apabila umat terdiam dan meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, hal itu menjadi sebab hukuman bagi seluruhnya, termasuk orang-orang yang saleh di antara mereka.
Dalam sebuah riwayat dari jalan Qais bin Abi Hazim: Aku mendengarkan Abu Bakr berkata di atas mimbar, “Wahai manusia, aku memerhatikan kalian menafsirkan ayat ini:
‘Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah yang sesat itu memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.’ (al-Maidah: 105)
Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bersabda, ‘Sesungguhnya, apabila kemaksiatan telah terjadi di tengah-tengah manusia dan tidak ada yang mengingkarinya, Allah subhanahu wata’ala, akan menimpakan hukuman (musibah) yang merata kepada mereka’.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, an-Nasa’i, al-Baihaqi, dan Ibnu Hibban)
5. Munculnya kebid’ahan (perkara baru) dalam agama
Ketika terjadi gempa bumi di Madinah pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khaththab z, beliau berkata, “Kalian telah mengada-adakan perkara baru dalam agama! Demi Allah, kalau ini kembali berulang, aku akan pergi dari tengah-tengah kalian.”
6. Munculnya berbagai kekejian
Dari Abdullah bin Umar radiallahu anhu, beliau berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, menghadapkan wajah kepada kami, lalu bersabda, ‘Wahai segenap kaum Muhajirin, ada lima perkara yang jika kalian diuji dengannya—dan aku berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala, agar kalian tidak sampai menjumpainya—tidaklah bermunculan perbuatan keji pada suatu kaum lalu mereka melakukannya terang-terangan melainkan akan menyebar di kalangan mereka penyakit tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi pada pendahulu mereka di masa lalu’.” (HR. al-Hakim dan Ibnu Majah)
7. Musik dan minuman keras
Dari Imran bin Hushain radiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bersabda:
“Pada umat ini akan ada azab berupa pembenaman (ke dalam bumi), pengubahan wujud mereka, dan hujan batu.” Salah seorang kaum muslimin bertanya, “Kapan itu terjadi, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Apabila bermunculan biduanita, alat-alat musik, dan khamr banyak diminum.”
(HR. at-Tirmidzi)
Ditulis Oleh : Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar